Warung Bebas

Minggu, 30 September 2012

Tato Merupakan Filosofi dan Kisah Hidup Bagi Perempuan Ini

Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas tiga, Lea Teikoalu memutuskan untuk memiliki tato permanen. Ingin terlihat lebih keren, begitu alasan pertamanya memutuskan untuk menghiasi tubuhnya dengan tato untuk pertama kali. Tato perdananya itu bergambar lumba - lumba yang dikenal cerdas dan penolong.


Kini, menginjak usianya yang ke 35 tahun, sudah ada 11 tato yang menghiasi tubuh Lea. Ada tato di pinggul, pantat, leher belakang, juga lengan kiri dan kanan. Semua tato tidak sembarangan dibuat. Masing - masing mengandung filosofi dan kisah.

Di lengan kanannya tergambar Rosario yang menjadi perlambang panjatan doa. Sementara itu, di bagian pinggul terdapat tato berupa hati yang pecah dengan seni yang indah. Di leher belakang Lea juga terangkai tulisan Mandarin yang berarti 'penari', mencerminkan profesi yang dicintainya sebagai penari dan koreografer.

"Bagaikan diary, semua tato mengingatkan tentang momen - momen spesial sepanjang hidup saya. Remembering all the moments," ungkap perempuan yang tergabung dalam tim penari Agnes Monica itu.

Perempuan yang juga seorang penyanyi dalam grup vokal bernama Kilau itu mengaku sangat selektif dalam memilih tatto artist yang akan melukis tubuhnya. Hanya yang kredibel, memiliki sertifikat, benar - benar belajar tato, serta memiliki banyak pengalaman dan yang dikenal dekatlah yang dipilih Lea untuk mentato tubuhnya. Ia pun rela merogoh kocek untuk mendapatkan tato yang berkualitas dan sesuai keinginannya.

Wanita berdarah Manado itu mengaku pernah mengeluarkan Rp 7 juta untuk satu tato, yakni tato bergambar potret ibunya di lengan kiri. Untuk konsep desain, Lea kebanyakan memilihnya sendiri.

Rupanya perempuan bertato belum sepenuhnya dianggap biasa di tengah masyarakat. Nyatanya, Lea pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan saat berada di bus Trans Jakarta. Saat itu, seorang laki - laki dirasakan Lea memandang sinis kearah sebagian tato yang mengintip di lengannya. Padahal saat itu ia mengenakan pakaian yang sopan.

Lea sadar betul itu konsekuensi pilihannya memiliki tato. Di luar itu, ia merasa ini negara bebas dan tato adalah salah satu bentuk jatidirinya. "Jadi sebelum memutuskan (memiliki tato di badan), dipikirkan baik - baik segala sesuatunya," ujarnya. Lea bahkan masih punya keinginan untuk menambah jumlah tatonya dengan alasan seni dalam goresan tinta itu.

Nyatanya hingga kini pun, ibu Lea tidak menyetujui keberadaan tatonya. Ibunya pun dengan tegas menetapkan batasan tato yang dimiliki Lea. Sebuah tato bergambar mikrofon di lengan kiri sebagai pengingat sosok ayahanda yang seorang penyanyi menjadi tato terakhir yang boleh dimiliki Lea.

Sang ibunya punya alasan untuk membatasi tato putrinya, yakni kekhawatiran sulitnya jodoh bagi perempuan bertato banyak. Itu pun sempat membuat Lea khawatir. Namun, kemudian kekhawatiran itu menghilang seiring dengan waktu. Menurutnya, saat ini zaman modern dan setiap pria sudah memiliki banyak wawasan mengenai tato sebagai seni dan lebih dewasa dalam memilih pasangan.

Ia pun tak menemui banyak kendala dari teman - teman pria, yang menurut Lea tidak menghakimi tatonya. Saat ini, Lea mengaku kekasihnya yang seorang seniman tak punya masalah dengan tato Lea. "He know me very well. Mulai dari tato, perilaku, prestasi, dan bagaimana saya menghormati sosok ibi saya," ungkap dia.

0 komentar em “Tato Merupakan Filosofi dan Kisah Hidup Bagi Perempuan Ini”

Posting Komentar

 

DEWASA Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger