Warung Bebas

Senin, 10 September 2012

Matah Ati Spektakuler, Tiket VVIP pun Ludes Terjual

Spektakuler dan menakjubkan. Itulah yang tergambar dalam pertunjukkan Matah Ati yang digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu (8/9) dan Minggu (9/9).


Pementasan drama tari yang mengambil kisah nyata roman percintaan Raden Mas Said atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa dengan Rubiyah, serta perjalanan dua kekasih tersebut mengusir penjajah Belanda ini, mendapat sambutan luar biasa dari penonton.

Selama dua hari penyelenggaraan Matah Ati, puluhan ribu warga Solo dan masyarakat pecinta seni memadati Pamedan Mangkunegaran. Bahkan, tiket untuk kelas VVIP, VIP dan kelas 1 yang harganya berkisar antara Rp 250.000 - Rp 600.000 pun ludes hingga untuk pertunjukkan terakhir Senin (10/9) ini.

Sedangkan bagi masyarakat Solo, Pemkot Solo dan penyelenggara Matah Ati memberikan tiket gratis untuk duduk di lesehan sebanyak 2.500 tiket. Adapun bagi mereka yang tidak memiliki tiket disediakan LCD big screen yang di pasang di areal Ngarsopuro.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Joko Widodo yang datang bersama istrinya memilih duduk di kelas festival yang diperuntukkan bagi pemegang tiket gratis. Pria yang akrab disapa Jokowi bersama sang istri ini memilih duduk bersama warga Solo, ketimbang menempati tempat duduk VVIP yang sudah disediakan pihak panitia.

Seperti yang dijanjikan pihak panitia penyelenggara, perhelatan Matah Ati yang digelar di Solo jauh lebih megah dari pentas tari Matah Ati yang digelar di Singapura maupun di Jakarta. Di Solo Matah Ati ditampilkan sangat megah, terutama tata panggung tiga tingkat yakni dua latar dan satu lainnya bentuk miring sekitar 45 derajat yang terlihat lebih artistik.

Bahkan, penata artistik Jay Subyakto menciptakan tata lampu, dekorasi dan video mapping yang disorotkan ke gedung Kavaleri bangunan kuno buatan tahun 1874 yang hidup bagaikan kondisi pada masa itu.

Selain dimanjakan dengan tata cahaya, dekorasi serta video mapping, penonton juga terhenyak dengan jumlah penari yang mencapai 250 orang. Hebatnya lagi, kostum penari dibuat dengan komposisi warna yang apik, sehingga ketika disorot cahaya tata lampu, kostum mereka tampak bercahaya.

Kehebatan Matah Ati bukan hanya pada tata panggung yang terlihat spektakuler, namun jika dilihat dari segi cerita, koreografi tari, serta komposisi musik, semuanya terlihat menonjol. Jadi dalam Matah Ati versi out door ini, Atilah Soeryadjaya sang sutradara berhasil menyuguhkan perpaduan antara tarian tradisi, komposisi musik tradisi, dengan tata panggung yang modern dan berkelas dunia.

Maka tidak salah jika pertunjukkan ini menghipnotis ribuan penonton sehingga tidak beranjak dari tempat duduknya. Menurut sutradara Atilah Soeryadjaya, drama tari Matah Ati merupakan kisah cinta dan perjuangan RM Said bersama rakyat biasa bernama Rubiyah dari Desa Matah.

Cinta dan kekaguman serta gejolak dalam peperangan menjadikan Rubiyah, seorang gadis Desa Matah membulatkan tekat untuk menerima lamaran dari seorang kesatria RM Said.

"Pada pertengahan abad ke-18 di tanah Jawa terjadi peperangan dan pemberontakan melawan tentara VOC. Kesatria Surakarta RM Said berani memimpin pemberontakan sekaligus menumbuhkan kekaguman Rubiyah terhadap RM Said yang juga disebut Pangeran Sambernyawa," ujar Atilah.

0 komentar em “Matah Ati Spektakuler, Tiket VVIP pun Ludes Terjual”

Posting Komentar

 

DEWASA Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger