Warung Bebas

Kamis, 25 Oktober 2012

Kurban, Antara Spiritual dan Sosial

Bulan untuk berkurban telah datang. Setiap orang yang beriman akan berlomba - lomba berkurban untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kesadaran untuk berkurban karena Allah inilah yang merupakan makna yang sesungguhnya dari Idul Adha. Makna ini akan dirasakan ke dalam kehidupan yang lebih luas jika dilakukan dengan benar.


Tujuan berkurban yaitu untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Allah untuk memperoleh ridha, ampunan dan cinta-Nya. Memang untuk mendapatkan semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Melalui ibadah kurban harapan itu kembali muncul, seiring dengan besarnya pahala - jika dihitung dengan pahala - yang dijanjikan oleh Allah. Selain itu, kenikmatan batin karena telah membantu sesama dengan membagi - bagikan daging kurban menjadi kebanggan tersendiri bagi mereka.

Idul Adha atau yang juga disebut Hari Raya Kurban merupakan hari raya bagi umat Islam, selain Idul Fitri. Oleh karena itu, dalam rangka merayakannya, umat Islam berbondong - bondong melakukan shalat Idul Adha dan selanjutnya menyembelih daging kurban bagi yang mampu.

Disebut Idul Qurban karena untuk mengingat pengurbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim dan keluarganya agar dapat dicontoh, diteladani dan diwujudkan nilai - nilainya oleh orang - orang yang beriman. Setidaknya ada tiga nilai atau hikmah yang tergambar dalam penyembelihan hewan kurban. Ketiga ajaran itu adalah:

1. Pertama, niatnya karena Allah, maka kualitas keikhlasan seorang hamba kepada Tuhannya akan teruji. Akan tetapi, misalnya niat agar dipandang dermawan oleh masyarakat, maka ibadah yang dilakukan akan kehilangan kesempurnannya.

2. Kedua, yang sampai kepada Allah bukan darah atau daging kurban, tetapi keimanan dan ketakwaan orang berkurban. Jadi bisa dikatakan bahwa keimanan dan ketakwaan seseorang akan bertambah ketika ia menyembelih hewan kurban.

3. Ketiga, daging kurban yang telah disembelih didistribusikan secara adil dan merata terutama kepada mereka yang benar - benar membutuhkan sebagai kepedulian kepada lingkungan dan upaya meningkatkan kebersamaan solidaritas sosial. Tentu hal ini sudah jelas terlihat ketika kurban dilaksanakan.

Islam tak akan berkembang bila tak ada semangat berkorban dari para pemeluknya. Maka dari itu, perlu kita meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah ketika berkurban. Dengan lurusnya niat kita, maka sistem yang baik untuk mengatur mekanisme kurban akan dengan mudah ditemukan, agar tidak timbul korban dalam berkurban.

0 komentar em “Kurban, Antara Spiritual dan Sosial”

Posting Komentar

 

DEWASA Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger