Menurut Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 3, Agus Santoso, peristiwa kesurupan di sekolah ini sudah yang kesekian kali. Menurut Agus, beberapa bulan sebelumnya pihak sekolah sudah pernah menggelar pengajian dan dan rukyah karena peristiwa kesurupan sudah terjadi berulang - ulang. "Setelah ada rukyah, tidak ada lagi siswa yang kesurupan. Namun hari ini, kok ada peristiwa ini lagi,' ujarnya.
Kesurupan pertama, kemarin, dialami oleh Katrin, siswi kelas 10 jurusan Perhotelan. Ia semula pingsan setelah mengikuti upacara bendera. Di tengah upaya pihak sekolah menolong, Katrin justru menjerit - jerit histeris. Disaat Katrin masih kesurupan, lima siswa lainnya dari jurusan Tata Busana yang sedang praktik juga ketularan kesurupan. Mereka menjerit - jerit seperti Katrin. Pihak sekolah langsung mendatangkan paranormal untuk menolong siswa yang kesurupan. Mereka ditolong di aula yang terletak di lantai III sekolah tersebut.
Saat kesurupan ada siswa yang minta disediakan beras kuning, teh dan sebagainya. Bahkan ada yang lucu, saat ada wartawan yang memotret , siswa yang kesurupan berteriak agar tidak dipotret. Setelah dua jam berjuang dan memenuhi permintaan 'makhluk' tersebut, satu per satu siswa tersadar. Pihak sekolah memanggil orang tua masing - masing siswa yang kesurupan untuk menjemput anaknya.
Sementara itu, menindaklanjuti kasus kesurupan siswa yang merebak di Purworejo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat meminta sekolah - sekolah untuk mengkaji kembali sistem pembelajaran yang telah diterapkan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purworejo, Bambang Aryawan mengatakan, setidaknya ada dua hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi terjadinya kesurupan.
Menurutnya, dua hal tersebut adalah penelusuran masalah yang dimiliki oleh siswa dan volume beban pelajaran yang diberikan kepada siswa. "Selama ini dirasakan siswa yang belajar di sekolah mendapat bobot materi yang terlalu berat dan jumlahnya terlalu banyak," katanya.
