Warung Bebas

Kamis, 23 Agustus 2012

Modifikasi Cerita Ramayana dengan Seni Jaran Kepang

Mendengar kata sendratari Ramayana, pikiran orang pasti langsung
mengarah kepada pertunjukan yang megah dan memakan waktu yang panjang.
Sebagian orang hingga hari ini masih mengaitkan antara pertunjukkan
Ramayana dengan Candi Prambanan, karena di tempat itu pergelaran ini
biasanya dilangsungkan.


Namun apa jadinya kalau sendratari Ramayana dipentaskan dalam tempo
relatif singkat sekaligus menghibur para penonton, terutama mereka
yang masih awam terhadap cerita ini. Ya, itulah yang dilakukan anak -
anak Aradea Art Community (A2C) Purworejo ketika mengemas cerita
penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana.

Pentas Ramayana mengalami modifikasi di tangan mereka. Tak tampak jari
lentik dan gemulai. Mengapa? Karena tari tersebut dikolaborasikan
dengan kesenian jaran kepang (kuda kepang) yang cenderung rampak dan
keras.

"Kami menyebutnya fragmen. Jika biasanya berlangsung dua jam,
pertunjukkan ini hanya sekitar 30 menit," kata Iwan Mustofa (23),
salah seorang punggawa A2C Minggu (12/8), saat mengadakan latihan
bersama untuk pementasan 22 Agustus mendatang antara A2C dengan
kelompok Turangga Mudha Budaya (Kemanukan), Kecamatan Bagelen,
Purworejo.

Dikatakan oleh Iwan, kolaborasi Ramayana dengan jaran kepang ini
sesuai cita - cita A2C yang menggarap seni tradisi gaya Surakartanan.
"Kami mengkonsentrasikan kepada tradisi pengembangan. Bukan lagi
sebagai tarian klasik khas Surakarta," kata mahasiswa seni tari
Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Hasilnya, tarian pun menjadi unik, Rahwana versi A2C jadi lebih
menggelitik. Raja alengka ini harus mengendarai jaran kepang dalam
sebuah adegan. Selain itu, Sinta sat berada di Taman Argasoka juga
dihibur oleh enam gadis berkuda kepang.Mereka berupaya agar Sinta
dapat terhibur sehingga bisa sedikit melupakan perlakuan Rahwana yang
terus mendesak wanita cantik ini agar mau dinikahinya.

Dengan iringan musik tradisional dan modern, adegan demi adegan akan
memancing penonton untuk terus mengikuti. Ini memang disengaja oleh
Iwan dkk untuk bisa menghipnotis agar penonton betah berlama - lama
sehingga bisa mengerti alur cerita yang dibawakan.

"Kami memasukan suara biola, bas dan melodi supaya lebih mendramatisir
cerita, tentunya tanpa meninggalkan keberadaan angklung yang menjadi
ciri kuda kepang dan demung yang menjadi bawaan dari tari Ramayana itu
sendiri," kata Iwan.

Sementara, Hieronia Intan Permatasari (21) mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang bertugas memegang biola mengaku baru
pertama kali menggesek biola untuk mengiringi tarian. "Agak sulit
juga, karena selama ini saya menggunakan biola untuk keroncong. Perlu
lebih berkonsentrasi," kata Intan.

0 komentar em “Modifikasi Cerita Ramayana dengan Seni Jaran Kepang”

Posting Komentar

 

DEWASA Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger